KETAQWAAN ZAHID DAN ZULFAH
MATERI KHOTBAH JUM’AT
Innal hamda lillah nahmaduhu wa nasta’inuhu wa nastaghfiruh, wa na’udzubillahi min syururi anfusina wa min sayyiati a’malina man yahdillah fala mudhilla lah wa man yudhlilhu fala haadiya lah”
Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu la syarika lahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu warasuluhu. Allahuma sholli wa salim ala Muhammad wa alla alihi wa shahbihi wa ma wallah.
QOLALLAHU TA'ALA FIL QUR'ANIL KARIM A'UDZUBILLAHI MINAS SYAITHONIR ROJIM BISMILLAHIR ROHMANIR ROHIM
"YAA ayyuhalladziina amana ittaqullaaha haqqo tuqotih. Wa la tamutunna illa wa antum muslimun”
Fainna ashdaqal hadits kitabaLLAH wa khairal hadyi hadyu Muhammad Salallahu'alaihiwassalam, wa syarral ‘umuri muhdatsatuha, Wa kulla muhdatsatin bid’ah wa kulla bid’atin dhalalah wa kulla dhalalatin fin nar… Ammaba’du
Hadirin Jamaah Shalat Jumat yang insyaAllah selalu berada dalam naungan rahmat dan hidayah Allah SWT Tak henti-hentinya kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam; karunia yang teramat besar yang Allah karuniakan kepada hambahamba-Nya. Semoga kita selalu termasuk yang mendapatkan hidayah-Nya serta berada dalam keadaan Iman dan Islam hingga akhir hayat kita. Dan tentunya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah tak henti-hentinya kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya.
Hadirin Jemaah Jum’at yang dirahmati Allah
Allah SWT menggariskan bahwa kemuliaan seseorang dihadapan-NYA tidak dilihat seberapa kekayaannya, sebagus apa raut wajahnya atau setinggi apa kekuasaan dan pangkatnya. Tetapi seberapa derajat ketakwaannya kepada Allah SWT. sebagaimana firman Allah pada Qur’an Surat Al Hujurat Ayat 13 penghujung:
inna akromakum ‘indalloohi atqookum artinya Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu
Dari ayat di atas jelas dipahami bahwa kemuliaan seseorang dihadapan Allah dilihat dari kualitas ketakwaannya kepada Allah yang itu dapat dicapai melalui usaha yang dilakukan manusia.
Hadirin Jemaah Jum’at rakhimakumullah
Pada zaman Rasulullah SAW hiduplah seorang pemuda bujangan yang bernama Zahid yang berumur 35 tahun, tinggal di Suffah masjid Madinah. Suatu saat Rasulullah SAW menyuruhnya untuk segera menikah. Zahid menjawab, “Ya Rasulullah, aku ini seorang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap dan wajahku jelek, siapa yang mau denganku ya Rasulullah?”.
Kemudian Rasulullah SAW meminta sahabat untuk membuat surat lamaran kepada wanita yang bernama Zulfah binti Said, anak seorang bangsawan Madinah yang terkenal kaya raya dan terkenal sangat cantik jelita.
Ketika surat itu diberikan kepada Said ayah Zulfah, agak terperanjat karena tradisi bangsa Arab perkawinan selama ini biasanya seorang bangsawan harus kawin dengan keturunan bangsawan dan yang kaya harus kawin dengan orang kaya, itulah yang dinamakan SEKUFU.
Dan ketika Zulfah datang, dia berkata “Wahai anakku, ini adalah seorang pemuda yang sedang melamar engkau supaya engkau menjadi istrinya,” kata ayahnya. Di saat itulah Zulfah melihat Zahid sambil menangis sejadi-jadinya dan berkata, “Wahai ayah, banyak pemuda yang tampan dan kaya raya semuanya menginginkan aku, aku tak mau ayah!” dan Zulfah merasa dirinya terhina.
Maka Said berkata kepada Zahid, “Wahai saudaraku, engkau tahu sendiri kan, bukan aku tidak mau, bukan aku menghalanginya dan sampaikan kepada Rasulullah bahwa lamaranmu ditolak.” Mendengar nama Rasul disebut ayahnya, Zulfah berhenti menangis dan bertanya kepada ayahnya, “Wahai ayah, mengapa membawa-bawa nama Rasul?”.
Akhirnya Said berkata, “Ini yang melamarmu adalah perintah Rasulullah.” Maka Zulfah istighfar beberapa kali dan menyesal atas kelancangan perbuatannya itu dan berkata kepada ayahnya, “Wahai ayah, kenapa sejak tadi ayah tidak berkata bahwa yang melamar ini Rasulullah, kalau begitu segera aku harus dikawinkan dengan pemuda ini. Karena ingat firman Allah:
Innamā kāna qaulal-mu`minīna iżā du'ū ilallāhi wa rasụlihī liyaḥkuma bainahum ay yaqụlụ sami'nā wa aṭa'nā, wa ulā`ika humul-mufliḥụn.
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. Kami mendengar, dan kami patuh/taat”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. An Nuur, 24 : 51)
Zahid pada hari itu merasa jiwanya melayang ke angkasa sesampai di masjid ia bersujud syukur. Dikarenakan Zahid tidak mempunyai sedikit pun harta maka Rasulullah menyuruhnya pergi ke Abu Bakar, Ustman, dan Abdurrahman bin Auf.
Setelah mendapatkan uang yang cukup banyak, Zahid pergi ke pasar untuk membeli persiapan perkawinan. Pada saat yang sama itulah Rasulullah SAW menyerukan umat Islam untuk berperang menghadapi kaum kafir yang akan menghancurkan Islam.
Ketika Zahid sampai di masjid, dia melihat kaum Muslimin sudah siap-siap dengan perlengkapan senjata, Zahid bertanya, “Ada apa ini?”. Sahabat menjawab, “Wahai Zahid, hari ini orang kafir akan menghancurkan kita, maka apakah engkau tidak mengerti?”.
Zahid istighfar beberapa kali sambil berkata, “Wah kalau begitu perlengkapan kawin ini akan aku jual dan akan ku belikan kuda yang terbagus.” Para sahabat menasehatinya, “Wahai Zahid, nanti malam kamu berbulan madu, tetapi engkau hendak berperang?”. Zahid menjawab dengan tegas, “Itu tidak mungkin!”.
Lalu Zahid membaca ayat di surat At Taubah sebagai berikut,
Qul ing kāna ābā`ukum wa abnā`ukum wa ikhwānukum wa azwājukum wa 'asyīratukum wa amwāluniqtaraftumụhā wa tijāratun takhsyauna kasādahā wa masākinu tarḍaunahā aḥabba ilaikum minallāhi wa rasụlihī wa jihādin fī sabīlihī fa tarabbaṣụ ḥattā ya`tiyallāhu bi`amrih, wallāhu lā yahdil-qaumal-fāsiqīn
“Jika bapak-bapak, anak-anak, suadara-saudara, istri-istri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih baik kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya (dari) berjihad di jalan-Nya. Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS. At Taubah, 9 : 24)
Zahid ikut peperangan namun akhirnya Zahid mati syahid di jalan Allah. Rasulullah berkata, “Hari ini Zahid sedang berbulan madu dengan bidadari yang lebih cantik dari pada Zulfah.”
Lalu Rasulullah membacakan Ayat; “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rizki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS Ali ‘Imran, 3 : 169-170)
Pada saat itulah para sahabat meneteskan air mata dan Zulfah pun berkata, “Ya Allah, alangkah bahagianya calon suamiku itu, jika aku tidak bisa mendampinginya di dunia izinkanlah aku mendampinginya di akhirat.”
Subhaanallah bagaimana Zahid dan Zulfah memperlihatkan apa yang datang dari Allah dan Rasul-Nya lebih utama dari keinginan mereka. Sebuah bentuk ketaqwaan yang luar biasa.
Hadirin Jemaah Jum’at rakhimakumullah
Begitu beratnya menjadi orang bertakwa, Allah SWT menjanjikan keutamaan yang sangat besar, salah satunya sebagaimana firman Allah SWT :
Terjemahnya: …dan barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar (QS. At Talaq ayat 2)
Terjemahnya: Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya (QS. At Talaq ayat 3)
Dari ayat tersebut, Allah SWT memberikan karunia yang luar biasa bagi orang yang bertakwa, yaitu memberikan jalan keluar dari segala macam persoalan kehidupan. Setiap manusia dalam kehidupannya pasti dihadapkan oleh permasalahan-permasalahan kehidupan.
Allah SWT memberikan jaminan apabila yang menghadapi masalah adalah orang yang bertakwa, maka Allah memberikan jalan keluarnya. Termasuk apabila yang dihadapi terkait masalah ekonomi, maka Allah akan memberikannya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka datangnya.
Itu adalah balasan Allah bagi orang bertakwa di dunia, sementara dalam kehidupan di akhirat Allah menjanjikan sebagaimana firman-Nya :
Terjemah: Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa. (QS. Al-Qamar ayat 54-55)
Demikian keutamaan yang akan diperoleh bagi orang-orang yang bertakwa.Semoga kita termasuk hamba Allah yang dapat meneladani ketaqwaan dari Zahid dan Zulfah dan diberi kekuatan dan keistiqomahan untuk dapat senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita dalam rangka menggapai kebahagiaan di dunia terlebih di akhirat kelak. Amin ya robbal alamin.
Demikian khutbah yang singkat ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.
Barakallah li wa lakum fil qur’anil ‘adzim wa nafa’ani wa iyyakum bima fihi minal ayati wa dzikril hakim, wa taqobbala minni wa minkum tilawatahu innahu huwas sami’ul ‘alim” .Aquulu qoulii haadza. wastaghfirullah al-‘adzim li wa lakum, innahu huwal ghofuru rohim”
DUDUK
Alhamdulillahilladzi hadana lihadza wama kunna linahtadiya laula anhadanallah. Asyhadu alla ilaha illallah waashadu anna Muhammadn abduhu warasuluhU LA NABIYA BA’DAH
innAllaha wa malaikatahu yusholluna alan nabiy, ya ayyuhalladzina amanu shollu alaihi wa sallimu taslima”
Asyhadu alla ilaha illallah waashadu anna Muhammadn abduhu warasuluh, Allahuma sholli wa salim wa barik ala Muhammad wa ala alihi washahbihi ajma in.
“Allahummaghfir lil muslimina wa muslimat wal mukminina wal mukminat al-ahya minhum wal amwat inaka sami’un qoribun mujibud da’wat ya qodhiyal hajat”
Robbi firli wali wali daya warham huma kam robayani sogiro.
Robbana dholamna anfusana wailam tagfirlana watarhamana lana kunnana minal khosirin“
“Robbana latuzig qullubana ba’daidz haddaitana wahabblana miladunka, rohmatan innaka antal wahab”
Rabbana hab lana min azwajina wa dzurriyatina qurrata a'yun, waja'alna lil muttaqina imama
“Robbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hassanah wa qina adza bannar“
Subhana rabbika rabbil 'izzati 'amma yasifuna wa salamun 'alal mursalina wal hamdulillahi rabbil 'alamina
Ibadallah InnAllaha yakmuru bil ‘adli wal ihsan wa iytaai dzil qurba, wa yanha ‘anil fahsyaai wal munkar wal bagy. ya’idzukum la’alakum tadzakkarun.
Fadzkurullah al-‘adzima yadzkurkum, wasykuruhu ‘ala ni’amihi yazidkum, was’aluhu min fadlihi yu’thiykum. wala dzikrullahi akbar, Aqimus sholah.
No comments:
Post a Comment