TUKANG KAYU DAN KONGLOMERAT
MATERI KHOTBAH JUM’AT
Innal hamda lillah nahmaduhu wa nasta’inuhu wa nastaghfiruh, wa na’udzubillahi min syururi anfusina wa min sayyiati a’malina man yahdillah fala mudhilla lah wa man yudhlilhu fala haadiya lah”
Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu la syarika lahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu warasuluhu. Allahuma sholli wa salim ala Muhammad wa alla alihi wa shahbihi wa ma wallah.
QOLALLAHU TA'ALA FIL QUR'ANIL KARIM A'UDZUBILLAHI MINAS SYAITHONIR ROJIM BISMILLAHIR ROHMANIR ROHIM
Ya ayyuhalladzina amanuttaqullaha haqqa tuqotihi wala tamutunna illa wa antum muslimun
Fainna ashdaqal hadits kitabaLLAH wa khairal hadyi hadyu Muhammad Salallahu'alaihiwassalam, wa syarral ‘umuri muhdatsatuha, Wa kulla muhdatsatin bid’ah wa kulla bid’atin dhalalah wa kulla dhalalatin fin nar… Ammaba’du
Hadirin Jamaah Shalat Jumat yang insyaAllah selalu berada dalam naungan rahmat dan hidayah Allah SWT Tak henti-hentinya kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam; karunia yang teramat besar yang Allah karuniakan kepada hambahamba-Nya. Semoga kita selalu termasuk yang mendapatkan hidayah-Nya serta berada dalam keadaan Iman dan Islam hingga akhir hayat kita.
Selanjutnya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah tak henti-hentinya kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya. Yang kelak akan kita nantikan safaatnya di yaumil akhir. Amin ya rabbal alamin
Hadirin Jemaah Jum’at yang dirahmati Allah
Ada sebuah kisah seorang kaya raya yang menulis surat wasiat. Surat itu berisi, barang siapa yang mau menemaninya selama 40 hari di dalam kubur setelah mati, akan diberi warisan separuh dari harta peninggalan yang dimilikinya. Konglomerat itu bertanya hal tersebut kepada anak-anaknya, apakah mereka sanggup menjaganya di dalam kubur nanti. Namun, anak- anaknya justru menjawab tidak sanggup. Sebab, ketika mati, ayahnya sudah menjadi mayat.
Lantas dia memanggil semua adik-adiknya dan kembali bertanya, “Adik-adikku, sanggupkah diantara kalian menemaniku di dalam kubur selama 40 hari setelah aku mati nanti? Aku akan memberi setengah dari hartaku!" Adik-adiknya pun menjawab, tidak mungkin ada orang yang sanggup bersama mayat selama itu di dalam tanah.
Dengan perasaan sedih konglomerat tadi memanggil ajudannya, untuk mengumumkan penawaran istimewanya itu ke seluruh negeri.
Akhirnya, sampai juga pada hari di mana konglomerat tersebut kembali ke Rahmatullah. Kuburannya dihias megah laksana sebuah peristirahatan termewah dengan semua perlengkapannya.
Pada waktu yang hampir bersamaan, seorang tukang kayu yang sangat miskin mendengar pengumuman wasiat tersebut. Dengan tergesa-gesa dia segera datang ke rumah konglomerat tersebut untuk memberitahukan kepada ahli waris akan kesanggupannya.
Keesokan harinya jenazah sang konglomerat dikebumikanlah. Si tukang kayu pun ikut turun ke dalam liang lahat sambil membawa Kapaknya, harta satu-satunya yang dimiliki untuk mencari nafkah.
Setelah tujuh langkah para pengantar jenazah meninggalkan area pemakaman, datanglah Malaikat Munkar dan Nakir ke dalam kubur tersebut. Menyadari siapa yang datang, ia segera agak menjauh dari mayat konglomerat. Di benaknya, sudah tiba saatnya si konglomerat akan diinterogasi oleh Malaikat Munkar dan Nakir.
Tapi yang terjadi malah sebaliknya, Malaikat Munkar-Nakir malah menuju ke arahnya dan bertanya, "Apa yang kau lakukan di sini?"
Aku menemani mayat ini selama 40 hari untuk mendapatkan setengah dari harta warisannya," jawab si tukang kayu.
“Apa saja harta yang kau miliki?", tanya Mungkar-Nakir.
"Hartaku cuma kapak ini saja, untuk mencari rezeki", jawabnya.
Kemudian Mungkar-Nakir bertanya lagi, "Dari mana kau dapatkan Kapakmu ini?"
"Aku membelinya", balasnya.
Besok di hari kedua, mereka datang lagi dan bertanya, "Apa saja yang kau lakukan dengan kapakmu?"
"Aku menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar, lalu aku jual ke pasar", jawab tukang kayu.
Di hari ketiga ditanya lagi, "Pohon siapa yang kau tebang dengan Kapakmu ini?"
"Pohon itu tumbuh di hutan belantara, jadi tak ada yang punya", katanya.
"Apa kau yakin?", lanjut malaikat.
Datang lagi di hari ke empat, bertanya lagi "Adakah kau potong pohon-pohon tersebut dengan kapak ini sesuai ukurannya dan beratnya yang sama untuk dijual?"
"Aku potong dikira-kira saja, mana mungkin ukurannya bisa sama rata", tegas tukang kayu.
Begitu terus yang dilakukan Malaikat Munkar-Nakir, datang dan pergi sampai tak terasa sudah 39 hari dia berada di alam kubur. Dan yang ditanyakan masih berkisar dengan kapak tersebut.
Di hari terakhir hari ke-40, datanglah Munkar dan Nakir sekali lagi bertemu dengan tukang kayu tersebut, dan berkata "Hari ini kami akan kembali bertanya soal kapakmu ini".
Belum sempat Munkar-Nakir melanjutkan pertanyaannya, si tukang kayu tersebut segera melarikan diri ke atas dan membuka pintu kubur tersebut. Ternyata di luar sudah banyak orang yang menantikan kehadirannya untuk keluar dari kubur tersebut.
Si tukang kayu dengan tergesa-gesa keluar dan lari meninggalkan mereka sambil berteriak, "Kalian ambil saja semua bagian harta warisan ini, karena aku sudah tidak menginginkannya lagi."
Sesampai di rumah, dia berkata kepada istrinya, "Aku sudah tidak menginginkan separuh harta warisan dari mayat itu. Di dunia ini harta yang kumiliki padahal cuma satu kapak ini, tapi selama 40 hari yang ditanyakan dan dipersoalkan oleh Malaikat Munkar-Nakir masih saja seputar kapak ini. Bagaimana jadinya kalau hartaku begitu banyak? Entah berapa lama dan bagaimana aku menjawabnya."
Hadirin Jemahaah jum’at rakhimakumullah
Dari kisah di atas dapat diambil hikmah dan pelajaran, bahwa setiap harta yang kita miliki sekecil apapun akan diminta pertanggungjawaban kelak di alam kubur maupun di hari kiamat, apalagi jika harta kita banyak.
Allah berfirman pada QS. Al qiyamah ayat 36
Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda,
Demikian khutbah yang singkat ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.
Barakallah li wa lakum fil qur’anil ‘adzim wa nafa’ani wa iyyakum bima fihi minal ayati wa dzikril hakim, wa taqobbala minni wa minkum tilawatahu innahu huwas sami’ul ‘alim” .Aquulu qoulii haadza. wastaghfirullah al-‘adzim li wa lakum, innahu huwal ghofuru rohim”
DUDUK
Alhamdulillahilladzi hadana lihadza wama kunna linahtadiya laula anhadanallah. Asyhadu alla ilaha illallah waashadu anna Muhammadn abduhu warasuluhu LA NABIYA BA’DAH
innAllaha wa malaikatahu yusholluna alan nabiy, ya ayyuhalladzina amanu shollu alaihi wa sallimu taslima”
Asyhadu alla ilaha illallah waashadu anna Muhammadn abduhu warasuluh, Allahuma sholli wa salim wa barik ala Muhammad wa ala alihi washahbihi ajma in.
“Allahummaghfir lil muslimina wa muslimat wal mukminina wal mukminat al-ahya minhum wal amwat inaka sami’un qoribun mujibud da’wat ya qodhiyal hajat”
Robbi firli wali wali daya warham huma kam robayani sogiro.
Robbana dholamna anfusana wailam tagfirlana watarhamana lana kunnana minal khosirin“
“Robbana latuzig qullubana ba’daidz haddaitana wahabblana miladunka, rohmatan innaka antal wahab”
Rabbana hab lana min azwajina wa dzurriyatina qurrata a'yun, waja'alna lil muttaqina imama
“Robbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hassanah wa qina adza bannar“
Subhana rabbika rabbil 'izzati 'amma yasifuna wa salamun 'alal mursalina wal hamdulillahi rabbil 'alamina
Ibadallah, InnAllaha yakmuru bil ‘adli wal ihsan wa iytaai dzil qurba, wa yanha ‘anil fahsyaai wal munkar wal bagy. ya’idzukum la’alakum tadzakkarun.
Fadzkurullah al-‘adzima yadzkurkum, wasykuruhu ‘ala ni’amihi yazidkum, was’aluhu min fadlihi yu’thiykum. wala dzikrullahi akbar, Aqimus sholah.
No comments: